Pages

Rabu, 24 Oktober 2012

5 besar pemenang lomba opini mahasiawa bulan oktober

5 besar pemenang lomba opini mahasiawa bulan oktober

1. Atin Susanti EP/09 
2. Gita Leviana Putri EP/11
3. Tiya Dwi Untari EP/09 
4. Anggi Wahyu Pratama EP/11 
5. Darusman Tohir EP/11

Selamat kepada pemenang, nantikan lagi lomba opini mahasiswa bulan november. 

Senin, 22 Oktober 2012

Bukan Sekedar Harapan Kosong Belaka (Machfudzoh Nur Kholishoh)



Bukan Sekedar Harapan Kosong Belaka
Oleh  Machfudzoh Nur Kholishoh

            Disuatu ketika, sebuah
judul artikel menarik terpampang dalam salah satu media massa internet. “Akankah Indonesia kembali menjadi “macan asia” dimasa yang akan datang?”. Dalam hati terucap kata “Ya,Indonesia mampu menjadi ‘macan asia’ kembali”.
            Perekonomian Indonesia pernah dikatakan sebagai salah satu macan asia karena pertumbuhan ekonominya saat itu mencapai rata-rata sekitar 7% pertahun. Ditengah tahun 1997 Indonesia menjadi salah satu negara asia yang dihadapi oleh krisis ekonomi. Akibatnya, secara makro pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot tajam bahkan hingga mencapai minus 17,15% pada akhir 1998. Dengan dukungan semangat reformasi disegala bidang, akhirnya dapat mendorong Indonesia untuk segera keluar dari krisis ekonomi pada tahun 1997/1998. Bahkan mampu bertahan hingga menghadapai krisis global saat ini, yang pada hakikatnya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara-negara kawasan Asia lainnya.
            Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah berkata dalam pidatonya, “Ditengah ketidakpastian perkembangan ekonomi global, kinerja ekonomi Indonesia masih dapat menunjukkan kinerja yang cukup baik. Ditahun 2011 lalu, saat beberapa negara lain mengalami perlambatan atau bahkan pertubuhan negatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia justru berada pada titik 6,5%”.
            Beberapa masyarakat kelas awam pernah berkata pada saya ketika saya bertanya mengenai pendapat mereka tentang bagaimana pertumbuhan ekonomi di masa mendatang,“Walau kami belum mampu merasakan kesejahteraan yang lebih dengan keadaan perekonomian yang ada pada saat ini, namun kami yakin pertumbuhan perekonomian Indonesia akan meningkat karena dilihat dari hubungahn Indonesia dengan negara-negara maju didunia.  Jadi perekonomian akan naik karena adanya hubungan baik antarnegara.”
            Melihat kinerja perekonomian Indonesia yang begitu kuat hingga mampu keluar dari krisis ekonomi dalam waktu singkat dan terus membaik hingga dapat bertahan ditengah krisis global saat ini, maka bukan suatu mimpi belaka jika saat itu saya berkata bahwa Indonesia akan menggenggam gelar “Macan Asia” nya kembali.
“Sejumlah lembaga institusi dunia pun kini mulai memandang Indonesia sebagai calon kekuatan ekonomi dimasa mendatang. Salah satunya adalah Morgan Stanley yang mengusulkan Indonesia pada BRIC. Morgan Stanley mengusulkan nama Indonesia pada empat negara calon ekonomi dunia pada 2020 menjadi BRICI (Brazil,Rusia,India,China,Indonesia) karena PDB Indonesia diperkirakan mencapai 200 miliar dolar AS dalam 5 tahun mendatang, merupakan suatu berita yang tercantum dilaman Bank Dunia www.wordbank.org beberapa waktu lalu.


Selain itu, beberapa faktor lain yang memperkuat argument saya adalah :
  • §  Indonesia memiliki Masterplan percepatan dan perluasan Ekonomi Indonesia 2011-2015 yang memiliki visi “Mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 10 besar dunia ditahun 2030 dan 6 besar dunia tahun 2050 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inclusif dan berkelanjutan.” Tujuannya untuk mempercepat kemajuan dalam spektrum yang luas dari sektor ekonomi, pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan dan energi serta pengetahuan dan teknologi.
  • §  Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang cukup besar dan produktif, yang saat ini sedang giat-giatnya membangun sumber daya manusia yang handal serta berkualitas.
  • §  Kepercayaan dunia International terus meningkat, rencana untuk menjadikan Indonesia sebagai ketua APEC pada tahun 2013 merupakan salah satu bentuk pengakuan dunia akan kekuatan Ekonomi Indonesia di dunia saat ini.
  • § Indonesia terus menerus melakukan perbaikan dan membangun infrastruktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
  • §  Kondisi keamanan yang terjaga dengan baik telah mendukung terciptanya iklim investasi yang kondusif,

            Hidup akan sesuai dengan apa yang kita pikirkan, semakin banyak masyarakat Indonesia yang berpikir, “20 tahun mendatang perekonomian Indonesia akan membaik.” Maka saya yakinkan bahwa perekonomian Indonesia 20 tahun mendatang pasti jauh lebih baik dari yang kita harapkan. Semoga kelompok-kelompok ‘benalu’ itu masih memiliki nurani untuk tidak menghancurkan harapan bangsa sendiri. Semoga.  








                                                                                                                                         


PEREKONOMIAN INDONESIA, PEREKONOMIAN DUNIA (Anggi Wahyu Pratama)


PEREKONOMIAN INDONESIA, PEREKONOMIAN DUNIA

oleh : Anggi Wahyu Pratama / EP 11
Boleh jadi Indonesia bisa berbangga dengan prediksi sebagai negara dengan skala ekonomi terbesar pada dua puluh tahun mendatang di saat negara lain terpuruk. Pasalnya, Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus merangkak signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen, tertinggi sejak krisis keuangan Asia pada akhir 1990-an, dan akan terus dipertahankan di kisaran 6,1 -6,5 persen pada tahun 2012 ini. Inilah hasil jerih payah anak bangsa untuk membangun perekonomian yang lebih baik selama tahun-tahun sebelumnya.
Prestasi membanggakan ini salah satu faktor penopang utamanya adalah kekuatan regional. Dalam 15 tahun ke depan, 1,8 miliar orang kelas konsumen di dunia, sebagian besar ada di Asia.. Indonesia sendiri memiliki 90 juta orang yang berpotensi masuk ke dalam kelas konsumen. PDB Indonesia didorong pada daya beli masyarakat yang memiliki populasi sekitar 280 juta Hal ini sejalan dengan populasi yang tumbuh pesat.
Dibalik itu semua, justru fakta inilah yang patut menjadi lampu kuning bagi masyarakat khususnya pemerintah. Indonesia perlu mengatasi tantangan dalam mengelola kebutuhan (demand) yang terus meningkat di masa depan seiring dengan laju tingkat konsumen tersebut. Namun hal ini tidak seharusnya menjadi kendala bagi Indonesia untuk mewujudkan harapan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia di tahun 2030, asalkan Indonesia mampu menjaga momuntem pertumbuhan ekonominya.
Sedini mungkin, kita perlu mengambil tindakan untuk meningkatkan produktivitas di berbagai sektor. Selain itu, peningkatan dan pengelolaan Sumber Daya Manusia yang kompetitif dan berdaya terampil diperlukan untuk mendayagunakan kekayaan Indonesia yang besar yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
Indonesia harus berkeyakinan untuk terus tumbuh dan maju dalam perekonomian. Perekonomian Indonesia, Perekonomian Dunia.







PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAK SEJALAN DENGAN PERTUMBUHAN TARAF HIDUP RAKYAT BAWAHNYA (Anggi Wahyu Pratama)


PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAK SEJALAN
DENGAN PERTUMBUHAN TARAF HIDUP RAKYAT BAWAHNYA
 oleh Anggi Wahyu Pratama/ EP 11

Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang semakin membanggakan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara agregat sebesar sekitar 6,5 persen pada tahun lalu, tertinggi sejak krisis keuangan Asia pada akhir 1990-an, dan akan terus dipertahankan di kisaran 6,1 -6,5 persen pada tahun ini. Hal ini menunjukkan perkembangan perekonomian yang patut diancungi jempol dan berpotensi besar untuk terus meningkat pada 20 tahun yang akan datang.
Namun yang menjadi pertanyaan, pertumbuhan ekonomi riil nya seperti apa yang dialami Indonesia? Mengapa pertumbuhan ekonomi yang bahkan lebih baik dari Negara-negara lain, fakta lapangannya adalah masih banyak rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan, anak-anak penerus bangsa banyak yang putus sekolah dan menjadi pekerja di bawah umur, konsumsi rakyat bawahan adalah nasi aking padahal mereka hidup di Negara dengan mayoritas mata pencarian di sektor pertanian. Kenapa?
Apakah pertumbuhan ekonomi itu sediri untuk Negara Indonesia adalah hasil upaya masyarakat kalangan atas melalui bisnis dan perusahaan-perusahaan mereka yang melangit dan bertebaran sehingga tingkat ekspor, konsumsi, investasi dan ekspor Negara terus meningkat? Sehingga subsidi pemerintah untuk perusahaan-perusahaan besar, pajak untuk pembiayaan pejabat, membeli peralatan-peralatan canggih militer , menaikkan gaji menteri, eksekutif dan ligislatif yang terhormat, membangun jalan tol untuk mempermudah akses ke bandara, apartemen mewah, dan urusan sebagian kecil kalangan atas lainnya.
Inilah fakta dibalik pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dua puluh tahun mendatang, Indonesia akan terus berdiri kokoh dengan keberhasilan peningkatan di sector ekonomi. Namun perlu diragukan, peningkatan pertumbuhan hidup rakyat bawahnya akan meningkat.

Mimpi Indonesia menjadi Negara Maju (Gita Leviana Putri )


Mimpi Indonesia menjadi Negara Maju
Oleh : Gita Leviana Putri (Ekonomi Pembangunan 2011)

Krisis ekonomi global yang terjadi belakangan ini, erat kaitannya dengan krisis yang terjadi di Amerika dan Eropa. Sistem ekonomi terbuka yang dianut saat ini, membuat resesi di suatu Negara menjalar ke Negara lain. Akan tetapi krisis ekonomi global yang terjadi tidak membuat kondisi perekonomian Indonesia lesu. Terbukti pada tahun 2012 menurut laporan Badan Pusat Statistik pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan ke III ini mencapai 6.6%. Hal ini tentunya membawa keyakinan besar bahwa perekonomian Indonesia pada akhir tahun 2012 bisa mencapai 6.5%.
Selain itu, indonesia juga berhasil menjaga stabilitas sistem keuangan dan membuat status sovereign rating Indonesia menjadi Investment grade, apresiasi tersebut diberikan oleh 2 lembaga peringkat yaitu Fitch Ratings dan Moody's Investor Service (KSK BI, Maret 2012)
Keyakinan Indonesia untuk menjadi Negara maju ini didukung pula dengan program pemerintah yang di koordinatori Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, yang merumuskan program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Perekonomian Indonesia ) tujuannya tidak lain untuk mewujudkan Indonesia mandiri, maju, adil dan makmur.
Akan tetapi, pada awal bulan september lalu World Economic Forum (WEF) mengumumkan sesuatu yang seharusnya menyadarkan semua pihak. Dalam laporan tahunan The Global Competitiveness 2012-2013 yang dikeluarkan WEF tersebut disebutkan bahwa daya saing Indonesia kembali menurun dari peringkat peringkat 46 keposisi 50 dari 144 Negara.
Salah satu indikator penilaian WEF adalah infrastruktur di Indonesia, yang tahun ini mengalami penurunan tren sebesar 2 point. Kenaikan peringkat Indonesia sebagai Negara layak Investasi tidak akan menarik minat investor, karena peringkat Infrastruktur Indonesia yang turun. Perbaikan infrastruktur terkendala karena minimnya dana untuk perbaikan dan perawatan infrastruktur yang ada. Akan tetapi, pemerintah melalui program MP3EI nya tahun ini mulai memfokuskan untuk memperbaiki infrastrktur di Indonesia, khususnya wilayah timur, yang dianggarkan 50% dari anggaran infrastruktur pemerintah. Memang, infrastruktur haruslah menjadi fokus perhatian pemerintah, sebab telah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa Infrastruktur memiliki korelasi yang positif dengan pertumbuhan ekonomi. Penelitian akhir-akhir ini memperkirakan bahwa kenaikan 1 persen dalam investasi infrastruktur dapat menyumbang 0,3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.



Untuk itu diperlukan konsistensi dari pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur yang ada, karena selain masalah infrastruktur berikut ini adalah laporan WEF dalam laporan The Global Competitiveness 2012-2013 mengenai permasalahan terbesar yang dihadapi Indonesia pada kurun waktu 2009-2012.


 
  
Berdasarkan data tersebut diatas, birokrasi dan korupsi merupakan masalah yang menjadi pokok utama selain infrastruktur, apabila pemerintah dengan konsisten memperbaiki infrastruktur dan benar-benar menangani masalah birokrasi dan korupsi, bukan tidak mungkin 20 tahun lagi, Indonesia akan menjadi Negara maju yang sejajar dengan Negara China. Sebab, jika dilakukan perbandingan Indonesia memiliki potensi yang tidak sedikit. Indonesia harus benar-benar belajar dari China, sebab Indonesia dan China sama-sama dua Negara yang memiliki penduduk yang sangat banyak. Apabila tingkat pertumbuhan penduduk lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi, akan menimbulkan masalah baru. Presdir PT Schroder Investment Management Indonesia, Michael T Tjoajadi di Bursa Efek Indonesia menyatakan “pembangunan infrastruktur harus terus dilakukan, sebab jika tidak ekonomi di Negara tersebut akan jalan di tempat. Menurut dia, Indonesia bisa belajar pada China dalam hal pembangunan infrastruktur. Sebab negara tersebut dalam lima tahun terakhir tumbuh meyakinkan” (jaringnews.com)
Meskipun banyak permasalahan yang terjadi di Negeri ini, kita harus tetap optimis, Indonesia dalam 20 tahun lagi pertumbuhan ekonominya akan semakin membaik, apabila pemerintah konsisten dengan program yang telah dicanangkan, dan tidak menjadikan program pemerintah untuk mencari popularitas, demi mencapai kekuasaan. Perwujudkan Indonesia sebagai maju tidak akan hanya menjadi sebuah mimpi.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 20 Tahun Mendatang (Tiya Dwi Untari)




Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 20 Tahun Mendatang


oleh :  Tiya Dwi Untari / EP 09
Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi Indonesia 20 tahun yang akan datang, maka perlu dianalisis perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia 20 tahun yang lalu. Pertumbuhan ekonomi juga bersangkut paut dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat dikatakan, bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan. Dalam hal ini berarti terdapatnya kenaikan dalam pendapatan nasional yang ditunjukkan oleh besarnya nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Pertumbuhan ekonomi di indonesia juga mengalami banyak perubahan selama dekade 1970an dan 1980an, proses pembangunan di Indonesia mengalami banyak hambatan yang terutama disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti merosotnya harga minyak mentah internasional menjelang pertengahan tahun 1980an dan adanya resesi ekonomi dunia. Berikut ini merupakan tabel jumlah PDB Indonesia dari tahun 1985 sampai 2010, data ini di dapat dari BPS
Tahun
PDB
Pertumbuhan

(dalam juta Rp)
Ekonomi
1985
701.254,80

1986
742.461,60
5,876152292
1987
779.032,20
4,925588071
1988
824.064,10
5,78049277
1989
885.519,40
7,457587341
1990
949.641,10
7,241140059
1991
1.018.062,60
7,204985125
1992
1.081.248,00
6,206435636
1993
1.151.490,20
6,496400456
1994
1.238.312,30
7,539977327
1995
1.340.101,60
8,220002337
1996
1.444.873,30
7,8181908
1997
1.512.780,90
4,699899984
1998
1.314.202,00
-13,12674558
1999
1.324.599,00
0,791126478
2000
1.389.770,20
4,92007015
2001
1.442.984,60
3,829007127
2002
1.506.124,40
4,375639213
2003
1.579.558,90
4,875726069
2004
1.654.825,70
4,765051813
2005
1.750.815,20
5,80058069
2006
1.847.292,90
5,510444506
2007
1.963.974,30
6,316345394
2008
2.082.456,00
6,032752058
2009
2.177.742,00
4,5756549
2010
2.310.700,00
6,105314587

Perkembangan PDB harga konstan Indonesia sepanjang tahun 1986 - 2010 dapat dilihat pada tabel di atas. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif dari tahun 1984-1997. Pada tahun 1998 menunjukkan penurunan pertumbuhan ekonomi yaitu – 13,13 %, hal ini disebabkan karena krisis moneter dan krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang berlanjut menjadi krisis multidimensi, sehingga membawa dampak pada
pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 1998. Selain penurunan pada PDB Indonesia, inflasi di tahun 1998 juga sangat tinggi hingga mencapai 77.63%.  Perekonomian menunjukan kinerja yang membaik dan lebih stabil selama
mulai tahun 2003 sebagaimana tercermin pada pertumbuhan ekonomi yang terus
mengalami peningkatan. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi yang terjadi masih belum memadai untuk menyerap pertambahan angkatan kerja, sehingga pengangguran masih mengalami kenaikan. Pertumbuhan ekonomi 20 tahun yang akan datang dapat kita lihat dari pertumbuhan ekonomi 20 tahun yang lalu. Menurut saya dari hasil perhitungan dan pengamatan, Indonesia 20 tahun yang akan datang akan memiliki nilai PDB yang besar, hal ini terlihat dari perkembangan perekonomian Indonesia 20 tahun yang lalu, yaitu dari tahun 1990-2010.  Perkembangan nilai PDB yang positif tidak lantas memberikan kita informasi bahwa keadaan perekonomian Indonesia telah maju, inflasi, jumlah penduduk, nilai ICOR dan  pengangguran merupakan masalah besar yang harus kita hadapi.

Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam
arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan
nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan
investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi
inflasi tak terkendali (hiperinflasi) yang terjadi pada tahun 1998 keadaan perekonomian menjadi  kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Berikut ini merupakan tabel jumlah inflasi Indonesia dari tahun 1986 sampai 2010, data ini di dapat dari BPS
Tahun
Inflasi


1985

1986
8,83
1987
8,9
1988
5,47
1989
5,97
1990
9,53
1991
9,52
1992
4,94
1993
9,77
1994
9,24
1995
8,64
1996
6,47
1997
11,05
1998
77,63
1999
2,01
2000
9,35
2001
12,55
2002
10,03
2003
5,06
2004
6,4
2005
17,11
2006
6,6
2007
6,59
2008
11,06
2009
6,2
2010
6,96

Dapat dilihat dari tabel di atas, setelah krisis ekonomi 1997-1998 Indonesia terus berbenah diri untuk bangkit dari krisis, terbukti dengan semakin membaiknya nilai inflasi Indonesia setelah krisis 1997-1998. Namun nilai inflasi Indonesia setelah krisis 1997 tersebut masih tergolong cukup besar, 20 tahun yang akan datang pun diramalkan inflasi Indonesia masih cukup besar.

Laju pertumbuhan penduduk akan berpengaruh terhadap pendapatan perkapita, standar kehidupan, pembangunan pertaniaan, lapangan kerja, tenaga buruh maupun dalam hal pembentukan modal , yang pada akhirnya pertumbuhan penduduk yang pesat dapat memberikan efek negatif terhadap kemiskinan. Berikut ini merupakan tabel jumlah penduduk Indonesia dari tahun 1986 sampai 2010, data ini di dapat dari BPS
Tahun
Jumlah
Laju Pertumbuhan

Penduduk (juta)
Penduduk
1985


1986
167.881,00

1987
170.654,00
1,651765238
1988
173.472,00
1,651294432
1989
176.336,00
1,650986903
1990
179.378,90
1,725626077
1991
182.222,60
1,585303511
1992
185.254,20
1,663679478
1993
188.359,10
1,67602138
1994
191.523,80
1,680141814
1995
194.754,80
1,686996603
1996
197.353,00
1,334087786
1997
199.445,00
1,06002949
1998
201.559,00
1,059941337
1999
203.625,00
1,025010047
2000
205.132,50
0,740331492
2001
207.995,00
1,395439533
2002
212.003,00
1,926969398
2003
215.276,00
1,543846078
2004
217.854,00
1,19753247
2005
219.205,00
0,620140094
2006
222.192,00
1,362651399
2007
225.642,00
1,552711169
2008
228.523,30
1,276934259
2009
231.369,50
1,24547475
2010
237.556,40
2,674034391

Menurut Sensus Penduduk 2000, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 205,1 juta jiwa. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara keempat terbesar setelah China, India, dan Amerika Serikat. Sekitar 121 juta atau 60,1 persen di antaranya tinggal di pulau Jawa, pulau yang paling padat penduduknya dengan tingkat kepadatan 103 jiwa per kilometer persegi. Dapat dibayangkan jumlah penduduk Indonesia 20 tahun yang akan datang, bisa jadi Indonesia akan menempati urutan pertama terbesar jumlah penduduknya mengalahkan China. Pertumbuhan penduduk yang pesat tanpa didukung dengan peningkatan kualitas SDM justru akan membawa Indonesia ke arah kehacuran. Semakin banyaknya jumlah penduduk Indonesia juga berdampak pada ketersediaan pekerjaan, semakin banyaknya penduduk maka jumlah pengangguran pun akan semakin banyak karena keterbatasan jumlah pekerjaan.  

Berikut ini akan saya tampilkan data nilai ICOR Indonesia dari tahun 1985 sampai tahun 2010.ICOR adalah besaran modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan pertambahan pendapatan nasional.  Nilai ICOR yang  menunjukkan produktivitas investasi yang baik antara 3 – 4, semakin tinggi ICOR memberikan indikasi kemungkinan terjadinya inefisiensi dalam penggunaan investasi. ICOR yang rendah menunjukkan adanya efisiensi dalam penggunaan modal. Efisiensi terjadi akibat adanya teknologi. Berikut ini merupakan tabel nilai ICOR Indonesia dari tahun 1986 sampai 2010, data ini di dapat dari BPS
Tahun
ICOR


1985
5,5
1986
4,06
1987
4,67
1988
4,84
1989
3,83
1990
4,21
1991
4,4
1992
4,53
1993
4,4
1994
4
1995
3,93
1996
4,19
1997
7,18
1998
1,57
1999
21,52
2000
4,91
2001
5,52
2002
4,87
2003
4,23
2004
4,44
2005
4,5
2006
4
2007
3,77
2008
4,18
2009
5,32
2010


 Pada tahun 1999 inefisiensi yang sangat besar dalam penggunaan investasi. Selama tahun 1989-2009 nilai ICOR Indonesia masih besar yaitu masih diatas 4, hal ini menandakan bahwa Indonesia masih terjadi inefisiensi dalam penggunaan investasi. Pada tahun 1999 ICOR Indonesia menunjukkan angka 21,52 artinya setiap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp1, membutuhkan investasi Rp21,52. Demikian juga dalam 20 tahun yang akan datan nilai ICOR Indonesia masih relatif besar, sehingga masih terjadi inefisiensi dalam penggunaan investasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan PDB Indonesia maka Indonesia harus melakukan investasi yang besar pula.


Semakin banyaknya jumlah penduduk Indonesia, memberikan gambaran bahwa semakin banyak pula jumlah pengangguran di Indonesia. Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi, akan memberikan gambaran seberapa besar jumlah pengangguran yang dapat dikurangi ,Hukum Okun akan menjelaskan hal tersebut.
Hukum Okun =
n =  0,4 (g – 2,5)
n adalah jumlah pengangguran yang dapat dikurangi
g adalah pertumbuhan ekonomi.
Tahun
Pertumbuhan
Hukum

Ekonomi
Okun
1985


1986
5,876152292
1,350461
1987
4,925588071
0,970235
1988
5,78049277
1,312197
1989
7,457587341
1,983035
1990
7,241140059
1,896456
1991
7,204985125
1,881994
1992
6,206435636
1,482574
1993
6,496400456
1,59856
1994
7,539977327
2,015991
1995
8,220002337
2,288001
1996
7,8181908
2,127276
1997
4,699899984
0,87996
1998
-13,12674558
-6,2507
1999
0,791126478
-0,68355
2000
4,92007015
0,968028
2001
3,829007127
0,531603
2002
4,375639213
0,750256
2003
4,875726069
0,95029
2004
4,765051813
0,906021
2005
5,80058069
1,320232
2006
5,510444506
1,204178
2007
6,316345394
1,526538
2008
6,032752058
1,413101
2009
4,5756549
0,830262
2010
6,105314587
1,442126

Dalam hukum okun terlihat berapa persen jumlah pengngguran yang dapat dikurangi dari pertumbuhan ekonomi yang dapat dicapai. Masih kecilnya jumlah pengangguran yang dapat dikurangi selama 20 tahun yang terakhir, hal ini memberikan gambaran bahwa 20 tahun yang akan datang, Indonesia masih dihadapkan dengan jumlah pengangguran yang sangat besar. Pada tahun 2010 dengan prtumbuhan ekonomi sebesar 6,1053 %, pengangguran dapat dikurangi sebesar 1,442 % . pengangguran yang dapat dikurangi amatlah sangat kecil, mengingat pengangguran Indonesia masih cukup besar. Untuk dapat meningkatkan jumlah pengangguran yang dapat dikurangi, maka pertumbuhan ekonomi harus ditingkatkan. 


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More